"Masterful. The Anthropocene Reviewed is a beautiful, timely book about the human condition--and a timeless reminder to pay attention to your attention." --Adam Grant, #1 bestselling author of Think Again and host of the podcast Re: Thinking The instant #1 bestseller from John Green, author of The Fault in Our Stars and Turtles All the Way Down, is now available in paperback with two brand-n…
Ibu Guru menganggap Totto-chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah. Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar di gerbong kereta…
In 1942, with the Nazis occupying Holland, a thirteen-year-old Jewish girl and her family fled their home in Amsterdam and went into hiding. For the next two years, until their whereabouts were betrayed to the Gestapo, the Franks and another family lived cloistered in the “Secret Annexe” of an old office building. Cut off from the outside world, they faced hunger, boredom, the constant crue…
Madiha Riaz rated it really liked it Recommends it for: All the friends Shelves: biographies I read some of the reviews of this book and found out how some people are criticizing about the 'writing', 'grammar' or 'repetitiveness. This book is an account of a child's memories of how she was abused, humiliated and rejected. This is a powerful book. The very beauty of biographies is that th…
Totto-Chan kini sudah dewasa. Ia sekarang menjadi aktris terkenal dan punya banyak penggemar. Tapi Totto-Chan tak pernah melupakan masa kecilnya. Karena itulah Totto-Chan langsung setuju ketika UNICEF menawarinya untuk menjadi Duta Kemanusiaan. Sejak itu, Totto-Chan berkunjung ke banyak negara dan menemui berbagai macam anak. Di negara-negara yang mengalami kekeringan hebat atau terkena dampak …
One winter morning in 1848, Ellen Craft, a light-skinned young slave, disguised herself in men's clothing and walked into the train station at Macon, Georgia.
Bagai katak dalam tempurung, Soon Neo hidup di kampung dan dalam budaya yang menganggap perempuan sebagai manusia kelas dua di bawah lelaki. Namun, dia berkeyakinan bahwa anak perempuannya harus keluar dari tempurung yang mengurungnya. Dia bersikeras dan berjuang agar anaknya memperoleh pendidikan yang baik. Puluhan tahun kemudian, si anak menuliskan memoar yang indah ini untuknya. Buku ini seb…