Semua yang tersusun akan luruh. Berjuanglah dengan penyadaran penuh. Inilah kata-kata terakhir Tathāgata. ~Mahāparinibbāna Sutta, DN 16~
Yang Penuh Berkah telah memutar Roda Dhamma yang tiada tara, yang tidak bisa dihentikan oleh brahmana, petapa, dewa, mara, brahma, atau siapa pun di dunia. ~Dhammacakkappavattana Sutta, SN 56.11~
Pembuat rumah, kau telah terlihat. Kau tak akan mebuat rumah lagi. Semua rusuk ini telah patah. Atap rumah telah runtuh. Batin ini lebur sudah. Pupusnya nafsu telah Kucapai. ~Dhammapada 154~
Buku ini adalah sekuel buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" yang mendapat respon heboh masyarakat dengan menjadi best-seller di Indonesia selama bertahun-tahun. Tak heran majalah Spritually and Health di Amerika mengomentari buku ini sebagai salah satu buku spritual terbaik. Dalam buku ini, Ajahn Brahm menginspirasi kita untuk menyikapi kerentanan raga, perubahan, noda batin dengan cin…
buku ini merupakan buku terakhir dari trilogi 'Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya' yang telah menjadi best-seller di Indonesia selama tujuh tahun sejak jilid pertamanya diluncurkan. 108 cerita dalam buku ini menginspirasi kita untuk menjadi lebih peka, mawas, tidak serius-serius amat dalam menghadapi ketidakpastian kehidupan dan kematian. Adanya masalah adalah tak masalah, jika kita bisa menyi…
Cerita kiasan dalam Tripitaka