"Mengapa kain Nenek ada namanya?" tanya Dini. Dini ingin tahu, mengapa nenek selalu menyebutkan nama Sidomukti, Parang dan Kawung untuk kain-kainnya.
Atu Tobe, anak Desa Boti Dalam, NTT, mulai bersekolah. Atu takut berteman dengan anak Boti luar. Atu juga menderita memakai sandal. Bagaimana Atu menjalani hari-hari pertamanya di sekolah?
Simon, Kak Johan, dan Papa pergi menaiki sampan di Sungai Salawai Maluku. Mereka akan membuat tepung sagu. Tepung sagu dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yang lezat. Papa mengajak Simon untuk terus menjaga tradisi membuat sagu di Maluku.
Ke mana pun Ana pergi, ia tak pernah lupa menggendong ranselnya. Ana Si Ransel sebutannya. Ia suka memasukkan barang-barang ke dalam ranselnya. Ada krayon, kertas, koran, payung dan sebagainya.
Jayanti akan berkunjung ke rumah Paman Gesang, Bibi Teti, dan Jola. Bibi Teti adalah seorang suku Sawu asli. Mereka tinggal di Nusa Tenggara Timur.
Pernahkah kamu merasa takut? Misalnya takut gelap. Takut gelap akan hilang ketika hari mulai terang. Bersyukurlah karena rasa takut itu tidak terus-menerus ada.
Mila punya hobi baru, melakukan surat menyurat dengan sahabat pena. Wuri dan Adinda, kedua teman baik Mila, jadi ingin dikirim surat juga. Akan tetapi, Adinda adalah seorang tunanera. Adinda tidak bisa membaca dan menulis surat biasa.
Puspa sakit hati. Itu karena teman-teman memanggilnya dengan sebutan yang sangat tidak disukainya. Apa yang dilakukan Puspa kemudian? Berhasilkah dia membuat teman-teman memanggil namanya.
Riri tak ingin pulang ke rumah. Nilai ulangan hariannya buruk dan ia tahu Mama tak akan senang. Seperti yang selalu terjadi, Mama menderanya dengan omelan dan membanding-bandingkan dengan temannya yang lain. Riri merasa lelah. Akankah Riri mampu menyelesaikan persoalan ini?