"Bang, saya ini mau dibawa ke mana?" Sopir yang sejak tadi menyanyi kecil di jalan yang penuh motor itu tampak tersentak, "Lho, Ibu maunya ke mana?" Si penumpang sama sekali tidak tersentak , "Ke mana sajalah, Bang." Sopir yang gemar baca komik itu segera sadar mereka telah dilukis oleh dua juru gambar yang berbeda. Perempuan dan Sopir Taksi Sapardi Djoko Damono
Pagi dikaruniai begitu banyak pintu dan kita disilakan masuk melewatinya kapan saja. Malam diberkahi begitu banyak gerbang dan kita digoda untuk membukanya dan keluar agar bisa ke Sana. Tidak diperlukan ketukan. Tidak diperlukan kunci. : Sungguh, tidak diperlukan selamat datang atau selamat tinggal. Pintu Sapardi Djoko Damono
hujan turun sepanjang jalan hujan rinai waktu musim berdesik-desik pelan kembali bernama sunyi kita pandang: pohon-pohon di luar basah kembali tak ada yang menolaknya. Kita pun mengerti, tiba-tiba atas pesan yang rahasia tatkala angin basah tak ada bermuat debu tatkala tak ada yang merasa diburu-buru Hujan Turun Sepanjang Jalan Sapardi Djoko Damono
/9/ api adalah lambang kehidupan itu sebabnya ia tak bisa menjadi fosil api adalah lambang kehidupan itu sebabnya kita luluh-lantak dalam kobarannya Ayat-ayat Api Sapardi Djoko Damono
kau menggumam ketika bangun hari ini, Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu, yang buta, yang semakin mengeras ketika berusaha menangkap kata-katamu Aku mendengarmu bercakap kepada batu itu tanpa menggunakan kosa-kata-Ku ketika hari tiba dan mengambil segala yang kauyakini milikmu kau memang tak merasa perlu tahu bahwa Aku bukan bagianmu, bukan milikmu, Sayang-Ku Surah Penghujan: Ayat 1-24 Sa…
Sajak-sajak Sepatu Tua terdiri dari dua kumpulan sajak, yaitu “Sajak-sajak Sepatu Tua” dan “Masmur Mawar” yang merupakan hasil periode yang paling subur dalam hidup kepenyairan Rendra. Sajak-sajak Sepatu Tua menggambarkan panorama dunia puisi Rendra yang unik dan selalu memikat perhatian.
Kumpulan sajak ini dianggap penting karena sajak-sajaknya bukan saja melukiskan kehidupan sosial politik masyarakat pada saat itu, yang berada di bawah cengkraman pemerintahan masa Orde Baru tapi juga menggemakan keinginan masyarakat yang memberontak terhadap pelaksanaan pamerintahan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita kemerdekaan.