The details of the dreadful war that affected everyone, from peace-loving protesters to the suffering soldiers. There are ropey rhymes and sad songs, rotten rules and sinister superstitions. Here is the horror and the hardships of World War I, which lasted for four years.
What vile Victorian parents called their children ? Who had a gruesome glass eye for every occasion ? When the first public loo was flushed ?
-
-
-
The Woeful Second World War presents the dire details of a war that affected almost everyone - from old men joining the Dad's Army to the 12 year olds defending Berlin to the bitter end. Find out who made a meal of maggots, or which soldiers were so smelly their enemies could sniff them out.
Abdurrahman Wahid, atau yang lebih populer dengan sebutan Gus Dur, merupakan tokoh panutan yang sangat dihormati oleh banyak kalangan karena pengabdiannya kepada masyarakat, demokrasi, dan Islam toleran. Sosoknya penuh teka-teki dan kontroversial sehingga pemikiran dan tindakannya sering disalahpahami oleh banyak kalangan. Dia dipuji oleh banyak kalangan, namun juga dicela oleh mereka yang tida…
raveling di Afrika artinya harus siap menahan emosi dan bersikap low profile. Kita tidak bisa seenaknya berkeliaran di sebuah kota di Afrika sambil menenteng gadget keluaran terbaru yang mahal. Pandangan warga sekitar yang penuh selidik dan buas akan mengikuti ke mana pun kita pergi tanpa kita ketahui. Risiko dirampok dan mungkin terbunuh bukanlah hal yang mustahil terjadi. Cerita perampokan ya…
Gulag adalah neraka bagi rakyat Uni Sovyet di bawah kekuasaan Stalin yang tersembunyi dari mata dunia. Tak seorang pun mampu luput darinya, termasuk pemuka agama, wanita, bahkan anak-anak. Dengan gaya bertutur yang tangkas dan lincah, kadang berbau satiris, Solzhenitsyn menuturkan operasi penangkapan, kamp kerja paksa, suasana batin dan derita fisik para tahanan, dan orang-orang yang secara men…
Tak ada tanda-tanda istimewa saat Raden Ayu Rajapermas – istri Raden Rangga Somanagara seorang Patih Kadipaten Bandung melahirkan putri keduanya – Raden Dewi Sartika – selain kebahagiaan. Tetapi kemudian Dewi Sartika – sang aktivis dan pelopor pendidikan dari Pasundan – itu melewati waktu dengan kehebohan demi kehebohan.