Serpihan-serpihan kenangan yang sangat personal–bersama sentimentalismenya–itulah Ampenan bagi saya. Pertama kali menulis puisi perihal kota ini adalah ketika saya tidak lagi bermukim di sana. Ketika saya sudah dewasa, rumah dijual, dan keluarga terpencar-pencar. Seperti ada yang memanggil-manggil saya untuk menuliskannya. Memanglah, sebuah panggilan membutuhkan jarak. Dan saya hanya menuru…
Cinta menjadi benang merah buku puisi ini. Tema cinta sengaja saya pilih karena bagi saya puisi cinta adalah jenis puisi yang paling menggetarkan. Saya paling senang membaca dan menulis puisi-puisi cinta. Puisi-puisi cinta dalam buku ini akan lebih cocok dibaca dalam suasana sunyi, sendiri, atau dibacakan di hadapan kekasih hati. Beberapa puisi dengan judul bahasa asing dalam buku ini saya a…
Ingatan kepada tanah kelahiran, kepada ibu yang melahirkan, kemudian kepada puisi yang saya lahirkan terus memenuhi kepala saya. Energi kesedihan itu memacu saya untuk memulai kembali pengembaraan dalam penyusunan puisi. Lalu terbersitlah keinginan untuk membagi kumpulan puisi ini menjadi dua bagian. Bagian pertama saya beri subjudul "Tamasya", puisi-puisi tentang tempat-tempat yang pernah s…
Petualangan KEEMPAT mereka yang seru dan mengasyikkan! Benarkah masih ada penyelundup di sarang penyelundup? Lima sekawan pergi berlibur di sebuah rumah tua dan menemukan tempat-tempat persembunyian rahasia serta lorong-lorong bawah tanah! Mereka juga melihat beberapa orang mengirimkan sinyal-sinyal rahasia ke laut... Siapakah para penyelundup ini sebenarnya?
Petualangan ke-19 mereka yang seru dan mengasyikkan! Benarkah ada harta karun di Karang Setan? Ataukah itu cuma dongeng? Lima Sekawan memutuskan untuk menyelidiki sekeliling gua. Lalu mereka menemukan sekeping uang emas-dan dongeng itu menjadi kenyataan semuanya...
Siapa yang telah datang ke Pulau Kirrin? Apa isi koper hitam misterius yang disembunyikan di Pulau Kirrin? Lima Sekawan mengira mereka sedang memburu penyelundup-- sampai mereka mendengar jeritan anak kecil....