Jakarta selama bulan-bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, adalah kota yang dicekam ketegangan. Ketegangan antara kelompok pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan dengan berbagai kesatuan tentara Jepang yang menunggu-nunggu kedatangan tentara sekutu, karena pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan sedang asik mengumpulkan persenjataan dari pasukan-pasukan Jepang, dan juga k…
Kemerdekaan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan yang direbut kembali dari tangan penjajah dengan tebusan darah pejuang-pejuang rakyat Indonesia. Sepanjang sejarah bangsa kita, rakyat Indonesia tidak putus-putusnya berdoa dan berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan mereka, terhadap serbuan kaum penjajah. Novel Tidak Ada Esok ini mengisahkan tentang perjuangan rakyat Indonesia setelah usai Per…
Harimau! Harimau! telah mendapat Hadiah Yayasan Buku Utama sebagai buku penulisan sastra terbaik tahun 1975. Buku ini dapat dibaca sebagai sebuah cerita petualangan di rimba raya oleh sekelompok pengumpul damar yang diburu oleh seekor harimau yang kelaparan. Berhari-hari mereka mencoba menyelamatkan diri mereka dan seorang demi seorang di antara mereka jatuh menjadi korban terkaman harimau. …
Novel ini menceritakan tentang masalah ketakutan batin seorang guru di masa revolusi kemerdekaan. Pemeran utamanya adalah seorang guru yang bernama Isa. Isa adalah seorang guru yang memiliki sifat lemah lembut, baik, dan memiliki jiwa seni. Namun, Guru Isa dihadapkan pada konflik-konflik revolusi yang membuatnya ketakutan. Suatu hari, di jalan Gang Jaksa, para serdadu NICA datang. Semua oran…
Suasana tak menentu seperti yang terjadi di Jakarta, dimanfaatkan dengan baik oleh orang yang mempunyai sifat bunglon, salah satu di antaranya adalah Halim. Pada saat Partai Indonesia berkuasa. Halim memihak partai tersebut. Ia memperoleh sejumlah besar uang untuk surat kabar yang dipimpinnya. Tentu saja, sebagian besar masuk ke kantongnya dan mendapat “hadiah” dari Partai Indonesia menjadi…