aku sampai padamu, malin dengan sepenuh degup yang tak bisa disembunyikan tali-temali, pecahan kapal yang sepenuhnya palsu. juga dirimu, tak berarti apa-apa sejarah perlu penanda, yang abadi butuh bukti. aku datang padamu, malin dengan rusuh hati tak terkendali. kau terjepit di antara berisik pariwisata telungkup sendirian sebagai pendosa yang terus dikutuk setiap penziarah mengabadikanmu da…
Jika kata-kata diibaratkan air, maka sejatinya ia mengalir bebas ke berbagai arah. Seperti juga puisi-puisi di buku ini. Sindhunata menulis tentang yang suci sampai yang kotor, yang atas sampai yang bawah, yang rasional sampai yang irasional. Beberapa terdengar seperti doa, yang lain seperti sumpah serapah, lainnya lagi seperti mantra. Tidak berhenti sebagai puisi, beberapa telah beralih wahana…
Gagasan tentang antologi puisi Bacapetra telah terlontar jauh sebelum situs sastra yang berbasis di Ruteng, Nusa Tenggara Timur ini memasuki usia kelima pada 2024. Sebagai situs sastra yang lahir dan bekerja dari “pinggiran”, perkembangan Bacapetra terbilang mengesankan. Karya-karya ditayangkan secara rutin sesuai jadwal selama lima tahun terakhir. Tanpa terputus. Para kontributor datang da…
Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi. Kebahagiaan saya terbuat dari kesedihan yang sudah merdeka. Tuhan menciptakan pegal di punggungmu di hari Sabtu, menjadikannya linu di hari Minggu, dan menyembuhkannya di hari Rindu. Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan.
Cinta bisa mengajarkan ilmu biologi tentang bagaimana serbuk-serbuk kasih sayang disebarkan ke putik-putik kerinduan, lalu bunga-bunga cinta pun bermekaran . Cinta bisa mengajarkan ilmu fisika tentang bagaimana besar arus cinta yang mengalir melalui sebuah hati akan berbanding lurus dengan getaran rasa yang diberikan kepadanya dan berbanding terbalik dengan ketidakbertemuan. Cinta bisa me…
Selama ini kita tidak bisa menemukan sajak-sajak Chairil Anwar dalam satu buku. Sebagian kita temukan dalam Deru Campur Debu dan Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus, sedangkan sebagian lagi kita jumpai dalam Tiga Menguak Takdir dan Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Akan tetapi, sajak-sajak yang terdapat dalam pelbagai buku itu sekarang disatukan dalam Aku Ini Binatang Jalang ini. …
Serpihan-serpihan kenangan yang sangat personal–bersama sentimentalismenya–itulah Ampenan bagi saya. Pertama kali menulis puisi perihal kota ini adalah ketika saya tidak lagi bermukim di sana. Ketika saya sudah dewasa, rumah dijual, dan keluarga terpencar-pencar. Seperti ada yang memanggil-manggil saya untuk menuliskannya. Memanglah, sebuah panggilan membutuhkan jarak. Dan saya hanya menuru…
Mengapa saya menulis puisi? Cara saya mencari tahu jawaban dari pertanyaan ini adalah hanya dengan menulis puisi. Ada banyak hal yang belum dan sudah saya ketahui sejak menekuni pekerjaan yang melelahkan ini, sekaligus menyenangkan hati sambil menjaga mata tetap fokus dengan mengonsumsi wortel. Menulis puisi menuntut saya mesti mengendalikan diri saat jatuh cinta dan patah hati. Menulis puisi m…