Lusi sekeluarga berkunjung ke rumah sepupunya Sandra yang dekat dengan perkebunan teh. Selain menikmati udara sejuknya, ternyata Lusi punya misi lain. Tepat tengah malam Lusi mengajak Sandra pergi ke kebun teh. Ckckck, mereka berani banget, ya? Apa yang mereka temukan dan bagaimana mereka bisa pulang dengan selamat? Yuk, baca selengkapnya!
Tampak olehnya Muhammad. duduk dengan wajah pucat. Bagai elang menyambar cepat. dipeluknya putranya erat-erat!
Setiap Harits pulang dari ladang, ia selalu berkata dengan senang, "Sejak Muhammad bersama kita, musim semi bertahan lebih lama."
“Aku merasa banyak tenaga. Aku kuat bagai unta muda. Karunia Yang Mahakuasa”. Senandung gembira unta tua.
Masa ke Mekah sudah tiba. Ibu desa turun gunung segera. cari upah menyusui bayi. diasuh sampai besar di desa
Tsuwaiba terengah-engah Ia berteriak menuju Kabah Wahai Pemimpin Mekah Telah lahir putra Abdullah
Suatu malam di Tahun Gajah Bulan purnama bersinar indah Bintang kejora turun merendah Menghias langit di kota Mekah
Bum! Bum! Langkah gajah! Bergetarlah lembah Mekah! Pletarrr! Langit pun terbelah! Burung ababil keluar celah!
Setiap keluar nama Abdullah. Unta ditambah dan ditambah. Sepuluh kali mengundi panah. Seratus unta siap di Ka bah.
Suatu malam ia bermimpi Ada suara berbisik berulang kali Nuqratul Ghurab Al asham... Nuqratul Ghurab Al asham...