Mato si pohon matoa setiap hari bersedih. Ia merasa kesepian dan ingin sekali seperti Cesi si Cenderawasih yang bisa terbang sesuka hati.
Nara ingin sekali bisa memiliki telok abang, yang ada hanya pada saat perayaan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Apakah telok abang itu? Mengapa Nara ingin sekali memilikinya?
Semua pasti tahu wabah Covid-19. Begitu juga dengan Melimbo yang tinggal di tengah hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Provinsi Jambi.
Julius tinggal di tepi hutan Kobror, Kepulauan Aru, Maluku. Dia sedih karena sahabatnya pindah ke Jawa. Ayahnya menyarankan menulis surat. Namun, Julius belum pernah menulis surat.
Apakah di daerah kalian ada musik tradisional? Apa namanya?
Libur telah tiba. Bapak dan ibu ingin mengajak Sudar dan Yani pergi berlibur. Sebelumnya, mereka diberi tugas oleh ibunya untuk mencari tempat tujuan berlibur. Saat mengalami kebingungan mencari tempat wisata, Sudar ingat ada satu tempat yang istimewa di daerah Gunungkidul.
Kenalkan, ini Sabai Nan Aluih. Artinya Sabai yang halus, halus budi pekertinya, halus tutur katanya, halus pula kecantikannya. Namun, ternyata tidak hanya kehalusan yang ada pada Sabai. Ada padanya kebulatan tekad, kepercayaan diri, dan keberanian menentang stereotip di lingkungannya.
Pada hari Sabtu pagi, Dian melihat kakaknya memasang sebuah alat aneh di atap rumahnya. Alat apakah itu? Kata Kak Yoga alat itu bisa untuk menyalakan lampu, lho. Dian menjadi penasaran apakah alat itu memang benar-benar bisa untuk menyalakan lampu. Nah, kalau kalian juga penasaran alat apakah itu, yuk kita baca buku ini.
Nyma pulang dari Kebun Hijau. Dia baru saja belajar membuat pupuk organik yang terbuat dari nasi basi. Nyma ingin membuat dari nasi basi. Nyma ingin membuat sendiri pupuk organik. Dia punya buku panduannya dari Kebun Hijau.
"Mengapa kain Nenek ada namanya?" tanya Dini. Dini ingin tahu, mengapa nenek selalu menyebutkan nama Sidomukti, Parang dan Kawung untuk kain-kainnya.