"Tjindet, Batu Ampar, 9 April 1916. dengan hormat petugas Mantri dan polisi, saya datang ke wedana ( dan asisten wedana) semua. Saya berharap semua Muslimin dan Muslimat di Kecamatan Tandjong Pasar Rebo diberitahukan untuk berkumpul di rumah Raja Muda Entong Gendut. Jika Wedana (dan asisten Wedana) tidak datang, maka Raja Muda akan datang mengikat Anda. Ini sangat mendesak dan Anda harus datang…
Pada detik-detik terakhir penjajahan Jepang di Indonesia. Semua menuntut dan mendesak Bung Kamo dan Bung Hatta. Para pemuda Indonesia bilang "kita har'us merdeka" dan "Kami rela ma.ti asal Indonesia merdeka". Tapi ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh perjuangan panjang, ribuan pengorbanan, dan tetesan hujan air mata untuk satu kata sakti itu "MERDEKA". Buku ini tidak hanya b…
from the back cover: Sejarah perjalanan Sastra Indonesia, hampir sama panjangnya dengan sejarah Indonesia sebagai sebuah negara. Menelaah keragaman peralihan sastra dari satu masa ke masa berikutnya merupakan salah satu tugas sastra. Puisi, sebagai bagian dari sastra, telah mengalami perubahan bentuk sesuai dengan periodesasi yang dijalaninya. Buku ini berisi kumpulan sajak-sajak puncak ya…
Buku ini adalah kumpulan kisah yang menjadi dokumen sosial tentang Jakarta tahun 1970-an yang memikat, seperti kebiasaan makan minum, perjudian, musik, komik, dunia hiburan, kebersihan, pemukiman, olahraga dan lainnya. Adalah menarik Zeffry tidak hanya siap dengan pelbagai sumber tertulis, tetapi juga banyak sekali memanfaatkan memori kolektif yang hidup di tengah masyarakat Jakarta. Gaya penul…
Sajak-sajak Sepatu Tua terdiri dari dua kumpulan sajak, yaitu “Sajak-sajak Sepatu Tua” dan “Masmur Mawar” yang merupakan hasil periode yang paling subur dalam hidup kepenyairan Rendra. Sajak-sajak Sepatu Tua menggambarkan panorama dunia puisi Rendra yang unik dan selalu memikat perhatian.
Kumpulan sajak ini dianggap penting karena sajak-sajaknya bukan saja melukiskan kehidupan sosial politik masyarakat pada saat itu, yang berada di bawah cengkraman pemerintahan masa Orde Baru tapi juga menggemakan keinginan masyarakat yang memberontak terhadap pelaksanaan pamerintahan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita kemerdekaan.