Pernahkah kamu merasa takut? Misalnya takut gelap. Takut gelap akan hilang ketika hari mulai terang. Bersyukurlah karena rasa takut itu tidak terus-menerus ada.
Mila punya hobi baru, melakukan surat menyurat dengan sahabat pena. Wuri dan Adinda, kedua teman baik Mila, jadi ingin dikirim surat juga. Akan tetapi, Adinda adalah seorang tunanera. Adinda tidak bisa membaca dan menulis surat biasa.
Puspa sakit hati. Itu karena teman-teman memanggilnya dengan sebutan yang sangat tidak disukainya. Apa yang dilakukan Puspa kemudian? Berhasilkah dia membuat teman-teman memanggil namanya.
Riri tak ingin pulang ke rumah. Nilai ulangan hariannya buruk dan ia tahu Mama tak akan senang. Seperti yang selalu terjadi, Mama menderanya dengan omelan dan membanding-bandingkan dengan temannya yang lain. Riri merasa lelah. Akankah Riri mampu menyelesaikan persoalan ini?
Tak lama lagi Festival Damar Kurung akan digelar. Satria ingin sekali mengikuti festival itu bersama sahabat-sahabatnya. Namun sayang sekali Adam tidak bersemangat mengikutinya. Adam masih merasa berduka atas kepergian neneknya yang sangat piawai membuat damar kurung.
Julia ingin sekali ikut seleksi beasiswa untuk masuk ke Sekolah Sepak Bola Cendrawasih. Kesempatan baik Julia agar bisa menjadi pemain sepak bola nasional. Namun, Julia tak punya banyak waktu untuk berlatih. Terutama berlatih bersama teman-temannya karena ia harus memetik pinang. Julia bertekad ikut seleksi. Apakah Julia berhasil mendapatkan beasiswa yang diinginkannya itu?
Danu suka sekali berkunjung ke rumah Bude Darmi. Apalagi Bude Darmi sering menyajikan camilan dan minuman yang lezat. Danu merasa senang dan nyaman. Namun, ketika Danu pulang, dia merasa sebaliknya. Di rumah, dia bingung dan sedih. Orang kesayangannya selalu menyakiti. Bagaimana, ya, seharusny kasih sayang itu?
Kisah ini berawal dari keresahan daun mangga. Saat teman-temannya sudah berguguran, ia masih mencoba bertahan. Ia tidak ingin hidupnya berakhir sia-sia, hanya teronggok di bawah pohon.
Anak anjing tengah gelisah. Induknya belum juga pulang. Ke mana Ibu, ya?
Bagi Bia, memakai kursi roda bukanlah sebuah hambatan. Bisa berjalan-jalan, bukan sekadar angan-angan.