Aranea adalah laba-laba muda berwarna ungu. Sarangnya terletak di sudut kamar di atas rak buku. Setiap beberapa hari sekali, dia menjalin benang sutra untuk membuat jaring baru. Jaring itu akan menangkap mangsa untuk makan paginya. Dia amat menyayangi jaringnya, rumah sekaligus tempat tidur dan persembunyiannya. Aranea berkali-kali kehilangan rumahnya, tetapi dia tidak menyerah. Dia justru memilih untuk menghadapi musibah itu dengan berani, gigih, dan berlapang dada. Aranea sanggup menyesuaikan diri dengan situasi yang sulit. Dia tetap membuat rumah dan tidak menyia-nyiakan waktunya untuk mengeluh. Dalam keadaan yang paling berat sekalipun dia terus hidup dengan penuh harapan.

Pada bulan Oktober 2019, terjadi tiga kali gempa bumi di Provinsi Cotabato yang terletak di Pulau Mindanao, Filipina. Gempa tersebut berkekuatan di atas Magnitudo (M) 6,0. Tanah yang bergetar mengakibatkan bencana tanah longsor. Banyak bangunan yang rusak parah dan hancur. Orang-orang kehilangan rumah mereka sehingga sekitar 175.000 anak dan orang muda terdampak. Karena tidak punya tempat tinggal, mereka mulai meminta-minta beras, air, pakaian, dan obat-obatan di jalanan. Banyak juga anak yang mengalami trauma. Cerita ini didedikasikan bagi mereka semua yang terpaksa tinggal di dalam tenda atau di bawah terpal selama berbulan-bulan.

Cerita yang indah ini menunjukkan kepada anak-anak bagaimana menentukan pilihan ketika mengalami penderitaan dan ketidakpastian sehingga mereka memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik.

"Setiap usaha untuk bangkit itu berharga karena pada situasi sulit, setiap anak berhak diberi kesempatan untuk menang." -Mary Ann Ordinario