Berisi puisi-puisi Indonesia era Balai Pustaka sampai masa kini. Pembaca dibimbing untuk memahami, menikmati, dan menginterpretasi puisi-puisi tersebut.'
Kisah ini mengenai penerbangan di masa sebelum perang dunia II saat dunia penerbangan belum secanggih seperti sekarang. Terkadang pada saat itu penerbangan jauh bagaikan perjudian antara hidup dan mati.'
Inspired by the classic rhymes, the author has supplied his own take on the matter, celebrating the differences between boys and girls. This is the ideal book for raucous read-aloud battles between boys and girls.'
Feeling chilled? Are you ready to unravel riddles, solve anagrams, untangle problem, and crack codes? There's only one way to find out, this book could seriously damage your sanity.'
Whatever the weather, it's worth weathering together! Come celebrate our ever-changing weather and all the fun that comes with it in this collection of lively poems.'
Kumpulan puisi ini ditujukan untuk korban gempa Yogyakarta. Para penulis pusi ini merupakan para anggota FLP Indonesia.'
Mengapa Dani begitu membenci keempat sekawan: Helmi, Gilang, Amel, dan Yuka? Sejak duduk di kelas lima, dani dan dua temannya, Rangga dan Alvin, selalu bersikap menjengkelkan terhadap Helmics.'