Sayangku Marwan, kupandang lekuk wajahmu di bawah sinar bulan yang nyaris penuh, Anakku, bulu matamu bagaikan kaligrafi, tertutup dalam tidur yang nyenyak. Dan kukatakan kepadamu, “Genggam erat tanganku. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi.” Khaled Hosseini menulis buku ini sebagai keprihatinan atas krisis pengungsi yang saat ini terjadi di dunia. Dia tergugah oleh foto Alan Kurdi…
Serpihan-serpihan kenangan yang sangat personal–bersama sentimentalismenya–itulah Ampenan bagi saya. Pertama kali menulis puisi perihal kota ini adalah ketika saya tidak lagi bermukim di sana. Ketika saya sudah dewasa, rumah dijual, dan keluarga terpencar-pencar. Seperti ada yang memanggil-manggil saya untuk menuliskannya. Memanglah, sebuah panggilan membutuhkan jarak. Dan saya hanya menuru…
Mengapa saya menulis puisi? Cara saya mencari tahu jawaban dari pertanyaan ini adalah hanya dengan menulis puisi. Ada banyak hal yang belum dan sudah saya ketahui sejak menekuni pekerjaan yang melelahkan ini, sekaligus menyenangkan hati sambil menjaga mata tetap fokus dengan mengonsumsi wortel. Menulis puisi menuntut saya mesti mengendalikan diri saat jatuh cinta dan patah hati. Menulis puisi m…
Cinta menjadi benang merah buku puisi ini. Tema cinta sengaja saya pilih karena bagi saya puisi cinta adalah jenis puisi yang paling menggetarkan. Saya paling senang membaca dan menulis puisi-puisi cinta. Puisi-puisi cinta dalam buku ini akan lebih cocok dibaca dalam suasana sunyi, sendiri, atau dibacakan di hadapan kekasih hati. Beberapa puisi dengan judul bahasa asing dalam buku ini saya a…
Puisi-puisi dalam buku ini adalah upaya saya berdamai dengan diri sendiri, sekalipun sesekali kemarahan muncul dalam bentuk yang redam. Saya menekan emosi agar tidak meledak menjadi sarkas murahan yang akan mengesankan puisi-puisi ini bertindak seumpama preman pasar yang menghakimi orang-orang menyebalkan di sekelilingnya. Untuk sementara (entah kelak), tampil elegan dan bersahaja agaknya jauh …
Ingatan kepada tanah kelahiran, kepada ibu yang melahirkan, kemudian kepada puisi yang saya lahirkan terus memenuhi kepala saya. Energi kesedihan itu memacu saya untuk memulai kembali pengembaraan dalam penyusunan puisi. Lalu terbersitlah keinginan untuk membagi kumpulan puisi ini menjadi dua bagian. Bagian pertama saya beri subjudul "Tamasya", puisi-puisi tentang tempat-tempat yang pernah s…
Aiiih ... ngasih tugas untuk liuran sekolah, kok, aneh banget, sih? Murid-murid disuruh berbisnis dan menulis catatnnya pada Blog mereka. Begitu, ya, metode mengajar zaman sekarang? Aro yang suka makan donat pun. Jadi berbisnis jualan donat. Enggak cuma sendiri, Aro bekerjasama dengan Nadila yang suka menjerit. Haaah? Berisik, dong! Pasti Aro pusing mendengar Nadila jerit-jeritan setiap hari…
Jatuh cinta kepada Yulia, Alexei tak mau lama-lama menunggu melamarnya. Yulia sendiri, meski tak tebersit cinta sedikit pun, merasa sayang jika harus melewatkan lamaran pria kaya ini. Dan, pernikahan tanpa cinta itu pun berjalan tertatih di tahun-tahun pertama. Mereka berdua berusaha menumbuhkan cinta, meskipun tidak mudah mengingat berbagai hal besar terjadi di sekeliling mereka. Tiga Ta…
Gilang harus mengalahkan kesatria bayam. Bagaimana bisa? Gilang hanya seorang anak yang malas makan sayur. Tubuhnya tidak sekuat Kesatria Bayam. Pada tantangan pertama Gilang kalah. Agar dapat menjadi kesatria utama, Gilang harus memenangkan tantangan selanjutnya. Di tempat lain, seorang pengembara sedang berusaha mengalahkan Monster Lemak. Berhadapan dengan cermin ajaib milik pengembara, Monst…
Pada sebuah malam tahun 1879, di sebuah hotel di Paris, Mark Twain duduk-duduk bersama para putrinya, yang memohon agar sang ayah menceritakan sebuah kisah. Mark pun mulai memberi tahu mereka tentang Johnny, seorang bocah miskin yang memiliki biji-biji sihir. Kemudian, Mark membuat coretan kasar di buku, tetapi pada akhirnya kisah itu tak pernah terselesaikan … hingga sekarang. “Kisah li…