Situasi pandemi yang menyapu dunia saat ini terekam vdalam sejumlah cerpen yang dimuat Kompas sepanjang tahun 2020. Akan tetapi, seperti halnya warna budaya, situasi pandemi adalah konteks. Cerita tetap membutuhkan substansi yang kuat untuk ditempatkan pada konteks tersebut. Hal ini menjadi tantangan bagi penulis cerpen, tak terkecuali yang sudah dimuat di Kompas
Saat penduduk tidur lelap Halimah bawa Muhammad Diam-diam tinggalkan desa Agar tak ada yang melihat!
Tampak olehnya Muhammad. duduk dengan wajah pucat. Bagai elang menyambar cepat. dipeluknya putranya erat-erat!
Setiap Harits pulang dari ladang, ia selalu berkata dengan senang, "Sejak Muhammad bersama kita, musim semi bertahan lebih lama."
“Aku merasa banyak tenaga. Aku kuat bagai unta muda. Karunia Yang Mahakuasa”. Senandung gembira unta tua.
Masa ke Mekah sudah tiba. Ibu desa turun gunung segera. cari upah menyusui bayi. diasuh sampai besar di desa
Tsuwaiba terengah-engah Ia berteriak menuju Kabah Wahai Pemimpin Mekah Telah lahir putra Abdullah
Suatu malam di Tahun Gajah Bulan purnama bersinar indah Bintang kejora turun merendah Menghias langit di kota Mekah
Bum! Bum! Langkah gajah! Bergetarlah lembah Mekah! Pletarrr! Langit pun terbelah! Burung ababil keluar celah!